Kata-kata jujur sudah tidak asing lagi ditelingaku. Kata
ini selalu meuncul dan terdengar bahkan fasih dikatakan oleh setiap orang yang
aku temui. Bagi ku semua itu bukan sebuah bentuk jujur dalam diri mereka
masing-masing. Aku sering bertanya kepada diriku sendiri apakah akau sudah
jujur atau paling tidak berusaha untuk jujur.
Ketika masih duduk di bangku sekolah dasar aku berusaha
untuk mengerjakan tugas tanpa mencontek karena itu sebuah cara untuk mewujudkan
kejujuran. Akan tetapi saat istirahat di kelas aku berbohong kepada teman yang ingin
meminjam sepedaku meskipun akau tidak menggunakannya.
Kehidupanku mulai berubah ketika aku masuk jengjang sma
dimana kejujuranku terbentur dengan rasa persahabatan dan pertemanan. Disana
aku berfikir apakah sebuah kejujuran apa bila aku mengerjakan tugas tanpa
memperdulikan temanku yang lain. Benturan ini yang membuatku harus berfikir
cukup lama sudah jujurkah saya ketika dihadapakan dalam situasi yang
benar-benar berbeda.
Disini aku mulai berfikir sebenarnya letak jujur itu
dimana? Apakah disekolah, diwarung, dilingkungan, dimasjid atau dimana. Aku
terbius oleh kemudahan kata jujur ini terucap akan tetapi mengalami pembenturan
dengan keadaan yang berbeda. Pemahaman dasar kejujuran harus aku tanamkan
meskipun itu menyakitkan. Tapi benturan itu semua akan berbuah manis ketika
semua orang dilingkunganku termasuk diriku sendiri faham dan menerapkan konsep
yang hebat ini dalam benak kita yang paling dalam.
Konsep jujur akan merubah perilaku jika konsep ini
tertanam didalam hati. Sekarang aku paham kalau jujur ini akan lebih terasa dan
dahsyat dan hebat khasiatnya apa bila konsep ini sudah tertanam dalam hati ku
dan hati-hati yang merindukan perubahan yang hebat dalam diri mereka.
0 komentar:
Posting Komentar