Dr. Umar Abdullah
Karim
“KESALAHAN TRILOGI
TAUHID: Rububiyyah, Uluhiyyah, Dan Asma’ Wa Siffat”
Di terjemah oleh:
Muhammad Ahmad Vad’aq
Pembedah: Ahmad Ulil
K.
Sabtu, 31 januari
2015
Buku ini
adalah buku terjemahan. Judul aslinya adalah “Bayan khthai at-Taqsimi
ats-Tsulatsi li at-Tauhidi. Yang di tulis oleh Dr. Umar Kamil kemudian di
terjemahkan oleh Muhammad Ahmad Vad’aq. Di terbitkan di Jakarta januari 2012
oleh pustaka jama’ah Jakarta. Cetakan pertama dengan jumlah halaman sebanyak
92.
Dalam pengantar
penerjemah buku ini beliau mengingatkan tentang masalah yang krusial dalam
agama adalah masalah–masalah yang bersentuhan dengan akidah. Menurut beliau
umat muslim dibagi menjadi dua. Pertama, mukmin yang benar dalam ucapan dan
klaimnya. Kedua, musrik pendusta yang mendompleng islam.
Pembagian
tauhid menjadi 3 tidak di kenal oleh ulama’-ulama’ sebelum ibnu taimiyah.
Beliau berpendapat tauhid dibagi menjadi 3: Pertama, rububiyyah yang berpandangan tauhid yang dimiliki oleh
musrik maupun mukmin. Kedua, uluhiyyah berpandangan tauhid sebagai ibadah.
Ketiga, asma’ wa siffat menegaskan hakekat nama-nama dan sifat-sifat Allah SWT secara zahir dan lazim. Dengan demikin
mereka menganggap mayoritas umat muslim menyimpangkan tauhid dari posisi semestinya
seperti uluhiyyah dan hanya mengenal tauhid rubbubiyyah. Sehingga mereka tidak
membenarkan mendekat pada malaikat, nabi, ataupun para wali meskipun dengan
maksud untuk mendapatkan syafaat dan lebih mendekatkan diri pada Alloh.
Kesalahan
pembagian tauhid menjadi tiga terletak pada pemaknaan rob dan illah. Menurut
mereka orang-orang kafir bertauhid secara rubbuiyyah dan orang kafir masuk
neraka karena beratauhid ulluhiyyah contoh surat an-nazi’at: 24 “akulah
tuhannmu (rob) yang paling tinggi” ayat itu menceritakan firaun yang mengaku
sebagai tuhan.
Tanggapan dari
penulis: pertama, Apakah rosullulloh SAW dan imam-imam diam terhadap masalah
besar seperti ini dengan tidak mebedakan tauhid seperti yang dimaksud oleh
kelompok pembagi tauhid ini. Kedua, Pertanyaan malaikat dalam kubur siapa
tuhanmu (rob)? Kenapa yang digunakan adalah rob bukan illah.
Ketiga, Rob
dan Illah yang disebutkan dalam alquran adalah sinonim yang kedudukannya
menggantikan satu dengan yang lain. Buktinya kalimat “tiada tuhan (illah)
selain Alloh” kalimat ini tidak mencakup ulluhiyyah saja akan tetapi
rubbubuyyah juga dan tidak ada kalimat lain yang mewakili rubbubiyyah. Secara
estimologi kata Rob tidak disebut untuk selain Alloh kecuali di sendingkan
dengan sesuatu.
Efek dalam pemaknaan tauhid dengan membaginya
menjadi tiga berimbas pada pemaknaan ibadah. Kelompok ini beranggapan melakukan
sesembelihan qurban, nazar, do’a, memohon pertolongan, syafaat, sujud,
mengagungkan dan lain-lain dianggap sebagai ibadah. Sebagai konsekuaensinya
apabila dilakukan untuk Alloh disebut tauhid dan apabila selain Alloh disebut
syirik. Hal ini berarti menyampurkan ibadah secara bahasa dan syar’i tanpa
membedakannya. Menurut bahasa ibadah artinya taat dan syar’i artinya ketundukan
hati dengan meyakini ketuhanan yang disembah. Sehingga meski sujud sekalipun
apabila tidak disertai keyakinan yang di tuju tidak memiliki karakteristik
ketuhanan tidak disebut ibadah. Sehingga idak mudah untuk meng hukumi kafir dan
syirik.
Tauhid asma’wa
sifat adalah menyatakan sifat-sifat Alloh yang tertera dalam alqur’an dan
sunnah tanpa takyif, tamtsil, dan tahrif. Ini berarti mengartikan sifat-sifat
Alloh dalam Alqur’an sesuai dengan tulisannya. Padahal dalam alquran terdapat
ayat mutasyabihat yang memerlukan penjelasan yang lebih.
Sebagai penutup
penulis menegaskan kekeliruan dalam pembagian tauhid ini mengakibatkan
pemahaman yang keliru dalam berbagai hal, seperti tawasul, istighosah, tabaruk,
bid’ah dan lain-lain. Yang pada dasarnya semua itu bukanlah ibadah.
adakah boleh muat turun buku terjemahan ini?? saya yaqin buku ini sangat diperlu oleh masyarakat melayu kita..aptahlagi di zaman yang banyak fitnah sekarang
BalasHapusadakah file pdfnya? boleh di share...syukron
BalasHapusadakah file pdfnya? boleh di share...syukron
BalasHapus