Just another free Blogger theme

About

http://biaselc.webs.com/

SPONSOR

SPONSOR
Menerima Pembuatan dan Service Taman
Diberdayakan oleh Blogger.

les PRIVAT

les PRIVAT
KAMI SOLUSInya hub. 085748925585

gardener

gardener
KAMI SIAP MENYULAP TAMAN ANDA

About Me

Foto Saya
saya adalah seorang hamba allah yang terus belajar untuk mengisi dan memanfaatkan semua nikmat yang sudah dikaruniakan kepada saya. tujuan hidup dan misi terbesar adalah sukses dunia akhirat

Sabtu, 14 Februari 2015

Kali ini saya akan sering seputar penjual lele di wilayah purwodadi grobogan jawa tengah.
Ikan lele mudah untuk di ternakkan serta memiliki peminat yang amat banyak tidak heran pembudidaya juga cukup banyak. Salah satunya adalah orang tuaku yang menjual lele dumbo.
Alamat: Rt. 4 Rw.1 desa kluwan, kec. Penawangan Grobogan Jawa tengah.
Meskipun terhitung baru pelanggan sudah cukup banyak. Kebanyakan dari individu dan para pedagang yang akan menjualnya kembali.
Untuk pembelian lele konsumsi di wilayah purwodadi saya sangat merekomendasikan untuk membeli ke tempat ini.

Berikut adalah ciri fisik kelamin betina dan jantan untuk semua jenis lele.
Warna juga berbeda untuk pejantan nampak lebih hitam

Dr. Umar Abdullah Karim
“KESALAHAN TRILOGI TAUHID: Rububiyyah, Uluhiyyah, Dan Asma’ Wa Siffat”
Di terjemah oleh: Muhammad Ahmad Vad’aq
Pembedah: Ahmad Ulil K.
Sabtu, 31 januari 2015
Buku ini adalah buku terjemahan. Judul aslinya adalah “Bayan khthai at-Taqsimi ats-Tsulatsi li at-Tauhidi. Yang di tulis oleh Dr. Umar Kamil kemudian di terjemahkan oleh Muhammad Ahmad Vad’aq. Di terbitkan di Jakarta januari 2012 oleh pustaka jama’ah Jakarta. Cetakan pertama dengan jumlah halaman sebanyak 92.
Dalam pengantar penerjemah buku ini beliau mengingatkan tentang masalah yang krusial dalam agama adalah masalah–masalah yang bersentuhan dengan akidah. Menurut beliau umat muslim dibagi menjadi dua. Pertama, mukmin yang benar dalam ucapan dan klaimnya. Kedua, musrik pendusta yang mendompleng islam.
Pembagian tauhid menjadi 3 tidak di kenal oleh ulama’-ulama’ sebelum ibnu taimiyah. Beliau berpendapat tauhid dibagi menjadi 3: Pertama, rububiyyah  yang berpandangan tauhid yang dimiliki oleh musrik maupun mukmin. Kedua, uluhiyyah berpandangan tauhid sebagai ibadah. Ketiga, asma’ wa siffat menegaskan hakekat nama-nama dan sifat-sifat Allah  SWT secara zahir dan lazim. Dengan demikin mereka menganggap mayoritas umat muslim menyimpangkan tauhid dari posisi semestinya seperti uluhiyyah dan hanya mengenal tauhid rubbubiyyah. Sehingga mereka tidak membenarkan mendekat pada malaikat, nabi, ataupun para wali meskipun dengan maksud untuk mendapatkan syafaat dan lebih mendekatkan diri pada Alloh. 
Kesalahan pembagian tauhid menjadi tiga terletak pada pemaknaan rob dan illah. Menurut mereka orang-orang kafir bertauhid secara rubbuiyyah dan orang kafir masuk neraka karena beratauhid ulluhiyyah contoh surat an-nazi’at: 24 “akulah tuhannmu (rob) yang paling tinggi” ayat itu menceritakan firaun yang mengaku sebagai tuhan.
Tanggapan dari penulis: pertama, Apakah rosullulloh SAW dan imam-imam diam terhadap masalah besar seperti ini dengan tidak mebedakan tauhid seperti yang dimaksud oleh kelompok pembagi tauhid ini. Kedua, Pertanyaan malaikat dalam kubur siapa tuhanmu (rob)? Kenapa yang digunakan adalah rob bukan illah.
Ketiga, Rob dan Illah yang disebutkan dalam alquran adalah sinonim yang kedudukannya menggantikan satu dengan yang lain. Buktinya kalimat “tiada tuhan (illah) selain Alloh” kalimat ini tidak mencakup ulluhiyyah saja akan tetapi rubbubuyyah juga dan tidak ada kalimat lain yang mewakili rubbubiyyah. Secara estimologi kata Rob tidak disebut untuk selain Alloh kecuali di sendingkan dengan sesuatu.
 Efek dalam pemaknaan tauhid dengan membaginya menjadi tiga berimbas pada pemaknaan ibadah. Kelompok ini beranggapan melakukan sesembelihan qurban, nazar, do’a, memohon pertolongan, syafaat, sujud, mengagungkan dan lain-lain dianggap sebagai ibadah. Sebagai konsekuaensinya apabila dilakukan untuk Alloh disebut tauhid dan apabila selain Alloh disebut syirik. Hal ini berarti menyampurkan ibadah secara bahasa dan syar’i tanpa membedakannya. Menurut bahasa ibadah artinya taat dan syar’i artinya ketundukan hati dengan meyakini ketuhanan yang disembah. Sehingga meski sujud sekalipun apabila tidak disertai keyakinan yang di tuju tidak memiliki karakteristik ketuhanan tidak disebut ibadah. Sehingga idak mudah untuk meng hukumi kafir dan syirik.
Tauhid asma’wa sifat adalah menyatakan sifat-sifat Alloh yang tertera dalam alqur’an dan sunnah tanpa takyif, tamtsil, dan tahrif. Ini berarti mengartikan sifat-sifat Alloh dalam Alqur’an sesuai dengan tulisannya. Padahal dalam alquran terdapat ayat mutasyabihat yang memerlukan penjelasan yang lebih.
Sebagai penutup penulis menegaskan kekeliruan dalam pembagian tauhid ini mengakibatkan pemahaman yang keliru dalam berbagai hal, seperti tawasul, istighosah, tabaruk, bid’ah dan lain-lain. Yang pada dasarnya semua itu bukanlah ibadah.